Di Jakarta, Riva Siahaan, yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, tercatat sebagai salah satu dari tujuh tersangka dalam dugaan kasus korupsi yang mengakibatkan kerugian negara hingga Rp 193,7 triliun. Kasus ini berkaitan dengan tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) selama periode 2018–2023.

Menurut data terakhir yang dilaporkan pada 31 Maret 2024 untuk tahun fiskal 2023, Riva Siahaan memiliki total harta kekayaan yang dilaporkan sejumlah Rp 18,9 miliar. Harta tersebut terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut:

1. Tanah dan Bangunan: Total nilai tanah dan bangunan yang dimiliki adalah Rp 7,7 miliar, dengan lokasi seluruh properti berada di Tangerang Selatan. Detail properti tersebut adalah:
   • Sebuah tanah dan bangunan dengan luas 120 m2/120 m2, dihargai Rp 2 miliar.
   • Tanah dan bangunan dengan luas 150 m2/150 m2, dihargai Rp 2,5 miliar.
   • Tanah dan bangunan dengan luas 275 m2/80 m2, dihargai Rp 3,25 miliar.
2. Alat Transportasi: Harta dalam bentuk kendaraan mencapai Rp 2,9 miliar.
3. Harta Bergerak Lainnya: Total nilai mencapai Rp 808 juta.
4. Surat Berharga: Investasi dalam surat berharga tercatat sebesar Rp 1,5 miliar.
5. Kas dan Setara Kas: Total kas yang dilaporkan mencapai Rp 8,6 miliar.
6. Utang: Riva Siahaan memiliki total utang sebesar Rp 2,6 miliar.

Properti merupakan salah satu bentuk harta kekayaan terbesar yang dimiliki oleh Riva Siahaan, yang menunjukkan bahwa ia memiliki investasi signifikan dalam real estate. Keseluruhan aset ini diperoleh dari hasil pribadi, tidak melalui warisan atau hibah.

Dengan kekayaan tersebut, profil Riva Siahaan menarik perhatian publik tidak hanya karena kasus hukum yang melibatkannya tetapi juga karena potensi finansial yang dimilikinya. Analisis ini memberikan gambaran mengenai kapasitas ekonomi yang dimiliki oleh individu yang berada di posisi penting dalam salah satu anak perusahaan BUMN terbesar di Indonesia.